Gibran Bukan Cawapres dalam Politik Dinasti, Menurut Anis Matta: Mengapa AHY dan Puan Tergusur dalam Pemilihan?

by -84 Views
Gibran Bukan Cawapres dalam Politik Dinasti, Menurut Anis Matta: Mengapa AHY dan Puan Tergusur dalam Pemilihan?

Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta, menegaskan dukungan partainya terhadap Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto dalam pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, bukan berarti melanggengkan politik dinasti.

Menurutnya, di dalam sistem demokrasi, tidak ada politik dinasti karena keputusan akhirnya ada pada rakyat.

Contohnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Demokrat, dan Puan Maharani, Ketua DPP PDI Perjuangan, dalam dunia politik. Banyak yang menganggap keduanya sebagai kelanjutan dinasti politik Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden RI-5 Megawati Soekarnoputri.

“AHY maju Pilkada DKI (Pilgub DKI Jakarta 2017) kalah kok. Puan juga tidak dicalonkan sebagai capres, karena memang ini urusannya dengan rakyat. Semua ada kalkulasinya, mau anak siapapun, apakah itu anak presiden atau anak orang biasa sama saja,” kata Anis dalam keterangan resminya, Sabtu (21/10/2023).

Artinya, kata Anis, dalam sistem demokrasi Pemilu, tidak ada politik dinasti, semuanya setara dan bergantung pada rakyat, apakah figur itu diterima atau tidak.

“Coba apa kurangnya Puan, dia anak Megawati. Puan juga sudah kampanye mau jadi capres ke sana kemari, sampai membentuk Dewan Kolonel, tetap tidak dipilih oleh PDIP, karena memang pertimbangannya adalah elektabilitas,” jelasnya.

Anis Matta menyampaikan bahwa tidak boleh ada diskriminasi usia untuk menjadi pemimpin, dengan menghilangkan hak anak muda.