Pengamat Politik: Kebocoran Data KPU Menimbulkan Kekhawatiran, Diduga Tujuannya untuk Mengacaukan Pemilu di Indonesia

by -65 Views
Pengamat Politik: Kebocoran Data KPU Menimbulkan Kekhawatiran, Diduga Tujuannya untuk Mengacaukan Pemilu di Indonesia

Hebohnya Data KPU Bocor, Ancaman Serius Pemilu 2024

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Hebohnya data KPU yang bocor menjadi perbincangan di tengah-tengah tahapan Pemilu 2024 yang semakin mendekati puncak.

Kebocoran data pemilih di situs resmi KPU RI bisa menjadi ancaman serius menjelang pesta demokrasi. Dugaan bahwa data KPU bocor, terutama data pemilih, terungkap setelah akun Jimbo di situs peretasan BreachForums mengunggah data yang diduga berasal dari situs KPU pada Senin, 27 November.

Akun Jinggu mengklaim memiliki 252.327.304 data milik KPU yang bocor. Akun tersebut juga menyediakan 500 ribu data sebagai sampel. Data yang dibobol terdiri dari nama, Nomor Induk Kependudukan (NIK), tanggal lahir, hingga alamat.

Adi Suryadi Culla, seorang Pengamat Politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas), menilai bahwa jika data pemilih benar-benar bocor, hal ini merupakan hal yang sangat memprihatinkan. Ia menyoroti bahwa KPU sebagai lembaga yang memegang mayoritas identitas masyarakat Indonesia seharusnya memiliki proteksi yang lebih kuat.

Jika kondisi ini tidak segera ditangani, maka potensi terjadinya kekacauan selama proses sampai penghitungan suara sangat besar. Karena itu, stabilitas sosial bisa terganggu karena bisa muncul banyak kecurigaan.

“Il sangat disayangkan. Kalau data KPU bisa diterobos, itu bisa menjadi serangan berantai yang mungkin akan terjadi sampai pada penghitungan suara. Ini mengkhawatirkan,” katanya.

Adi juga menyebutkan bahwa mirisnya lagi, kejadian ini bukan kali pertama. Sebelumnya juga sudah pernah ada kasus serupa dan sempat menjadi perbincangan besar. Bahkan hacker yang melakukan pun ada yang berasal dari luar negeri.

“Tujuannya jelas, mengacaukan pemilu di Indonesia. Jadi KPU harus segera mengamankan sistem data, harus ada proteksi yang kuat,” tambahnya.