Isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) oleh aparat pemerintah di masa lalu selalu muncul kembali saat proses pemilihan presiden berlangsung. Hal ini juga terjadi saat pilpres 2024, di mana isu tersebut kembali diangkat.
Ironisnya, isu pelanggaran HAM tersebut selalu ditujukan kepada Prabowo Subianto, yang pada pilpres 2024 maju sebagai calon presiden berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka.
Menanggapi isu negatif yang terus mengarah pada Prabowo, Dewan Pembina Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Jenderal (Purn) Wiranto mengaku heran dengan pihak-pihak yang terus memunculkan dugaan pelanggaran HAM oleh Prabowo menjelang pilpres.
Wiranto menilai isu pelanggaran HAM bahkan dimanfaatkan sebagai pembunuhan karakter terhadap Prabowo. Dia merasa heran saat dugaan pelanggaran HAM di masa lalu, yang diarahkan kepada para prajurit TNI termasuk Prabowo, selalu diungkit-ungkit kembali, bahkan dijadikan karakter pembunuhan.
Wiranto menegaskan bahwa isu penculikan aktivis pada tahun 1998 saat Prabowo memimpin Komando Pasukan Khusus TNI AD, serta saat dirinya menjabat sebagai Panglima TNI, sudah berlangsung lama. Menurutnya, perbuatan aparat tertentu di masa lalu hanya dapat dinilai dan diukur dengan norma hukum, kondisi sosial politik, dan situasi negara pada saat itu.
Menurut Wiranto, isu tersebut menjadi tidak relevan, tidak adil, dan tidak benar saat keadaan masa lalu dicoba untuk diukur dan dinilai dengan norma hukum dan situasi negara saat ini. Bahkan, isu tersebut dijadikan kampanye hitam.