Tulisan ini membahas kepemimpinan Prabowo Subianto dalam bidang militer berdasarkan bukti-bukti yang ada. Sejarah mencatat bahwa seorang Jenderal atau Panglima adalah seseorang ahli strategi perang yang dipilih dengan tujuan memperoleh kemenangan bagi negaranya agar dapat mengatasi segala ancaman yang mengancam kelangsungan hidup negara tersebut. Namun, terdapat perbandingan bahwa suatu organisasi militer dengan terlalu banyak Jenderal dibandingkan dengan pasukan tempur biasanya memiliki kecenderungan untuk jarang memenangkan peperangan.
Dalam buku “The Art of War”, Sun Tzu, seorang ahli perang terkenal dari Tiongkok, mencatat bahwa perang adalah sebuah persoalan hidup dan mati, serta suatu jalan menuju keselamatan atau kehancuran bagi suatu negara. Oleh karena itu, pemimpin negara harus mengerti dengan mendalam mengenai perang dan tidak boleh mengabaikannya. Prabowo Subianto, sebagai seorang mantan Komandan Pasukan Tempur dan Panglima, meyakini bahwa seorang Panglima harus memiliki kebijaksanaan, kesungguhan, ketegasan, dan kebaikan. Seorang Panglima yang berhasil harus memiliki minat besar terhadap profesinya, selalu rajin membaca dan belajar, serta memahami insting yang kuat terhadap keadaan.
Dari wawasan dan pengalaman yang dimilikinya, Prabowo Subianto menegaskan bahwa seorang Panglima yang berhasil selalu diukur dari kemampuannya sebagai pemimpin yang unggul, komandan pasukan yang unggul, memiliki fisik yang tangguh, kecerdasan yang tinggi, serta memiliki empati yang besar terhadap anak buahnya. Seluruhnya ini selaras dengan prinsip-prinsip kepemimpinan dan keprajuritan yang telah terbukti dalam berbagai peristiwa sejarah.
Sumber: https://prabowosubianto.com/arti-menjadi-panglima/
