Kepemimpinan Letnan Jenderal TNI (Purn) Soegito

by -105 Views
Kepemimpinan Letnan Jenderal TNI (Purn) Soegito

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]

Setelah lulus Sekolah Komando, saya pertama kali ditempatkan di Grup 1 Para Komando di Korps Baret Merah, yang saat itu dikenal sebagai Kopassandha (Komando Pasukan Sandi Yudha). Danjen pada saat itu adalah Brigadir Jenderal TNI Yogie S. Memet, yang kemudian menjadi Letnan Jenderal TNI.

Komandan dari Grup 1 Para Komando, pada saat itu, adalah Letnan Kolonel Soegito yang kemudian menjadi Kolonel. Saya tidak terlalu dekat dengan beliau karena saat itu saya masih seorang Letnan Dua, sementara beliau sudah menjabat sebagai Komandan Grup. Namun, ada hal yang menarik dari kepemimpinan Pak Soegito yang saya amati.

Ketika saya bergabung, Pak Soegito masih berada di Timor Timur dan memimpin penerjunan di Kota Dili pada tanggal 7 Desember 1975. Setelah kembali dari Timor Timur sekitar Januari atau Februari 1976, beliau menceritakan kisah-kisah operasi penerjunan di sana.

Pak Soegito selalu menekankan bahwa seorang tentara harus siap mati dan siap perang. Dalam pertempuran, tidak ada perbedaan antara prajurit Tamtama dan komandan yang paling tinggi pangkatnya. Semua anggota satuan menghadapi risiko yang sama.

Beliau juga menekankan bahwa seorang pemimpin harus berada di tengah-tengah anak buahnya. Inilah yang dilakukan oleh Pak Soegito; beliau terjun bersama pasukannya dalam sebuah serbuan dan terlibat langsung dalam pertempuran di Dili sampai kota tersebut berhasil dikuasai.

Pak Soegito juga menceritakan tentang perwira yang gugur dan luka-luka di Timor Timur. Kisah-kisah ini membuat kami, para prajurit muda, semakin bersemangat untuk ikut terlibut dalam operasi tempur. Kami ingin membuktikan kesetiaan dan patriotisme kami kepada TNI.

Setelah kembali dari operasi, saya melihat sendiri kepemimpinan Pak Soegito di Mako. Beliau selalu aktif dalam kehidupan militer, berlari bersama anak buahnya, dan bahkan ikut dalam olahraga basket. Malam-malam, kami sering diundang untuk bermain gaplek dan domino di rumahnya. Pimpinan kami selalu bersama kami, beliau juga humoris dan sering bercanda.

Karier Pak Soegito selalu dijalani di pasukan, dan bahkan setelah pensiun pun, beliau tetap hidup sederhana seperti prajurit sejati. Saya bersyukur bahwa beliau pensiun sebagai Letnan Jenderal TNI.