Dengan jumlah populasi lebih dari 270 juta dan 20% di antaranya merupakan ‘kelas menengah’ atau sekitar 50 juta orang, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar dan menarik.
Dengan jumlah yang demikian besar, hampir semua industri bisa berkembang pesat hanya dengan menjual produk dan jasa untuk pasar Indonesia. Sebagai contoh, setiap orang Indonesia membutuhkan pakaian. Jika 50 juta orang membeli satu celana setiap tahun dengan harga Rp. 100.000, ini akan menciptakan bisnis sebesar Rp. 5 triliun. Dengan keuntungan 10%, ini berarti ada potensi keuntungan sebesar Rp. 500 miliar hanya dari penjualan celana.
Dengan pasar domestik Indonesia yang begitu besar, banyak perusahaan asing berlomba-lomba untuk masuk dan menjual produk mereka di pasar kita. Konsumsi rumah tangga mencapai 52% dari PDB Indonesia, sementara konsumsi pemerintah hanya menyumbang 9% dan ekspor hanya 25%.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat tergantung pada konsumsi rumah tangga. Peluang untuk peningkatan konsumsi rumah tangga ini sangat besar, terutama dalam hal peningkatan konsumsi protein per kapita dan konsumsi listrik.
Peningkatan konsumsi protein harus berasal dari produksi dalam negeri, seperti dari peternak sapi perah, peternak telur, pembudi daya ikan, dan nelayan Indonesia. Begitu pula dengan pembangunan pembangkit listrik, harus sebisa mungkin dari sumber terbarukan dan menggunakan tenaga ahli Indonesia.
Kualitas produk-produk Indonesia tidak kalah dengan produk asing. Industri Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang dan bersaing di pasar global.
Sumber: PrabowoSubianto.com
