Tulisan ini ditulis oleh Hamdan Hamedan yang membahas tentang program makan siang gratis di sekolah yang telah membantu lebih dari 418 juta siswa secara global, setidaknya di 76 negara. Program ini juga berhasil menciptakan sekitar 4 juta pekerjaan, sehingga dapat dikatakan sebagai “mesin perekonomian”.
Di Indonesia, data World Food Programme (WFP) menunjukkan bahwa cakupan program makan siang gratis di sekolah masih relatif minim, mirip dengan beberapa negara di Asia Tenggara dan Afrika. Namun, hal ini sebenarnya menyiratkan peluang besar untuk peningkatan. Terlebih lagi, studi WFP tahun 2017 menemukan bahwa makan siang gratis di sekolah meningkatkan partisipasi dan kualitas pendidikan, khususnya bagi anak perempuan, dan merupakan langkah strategis mengurangi kemiskinan dan ketimpangan ekonomi.
Indonesia sendiri telah menjalankan berbagai program makan siang gratis di sekolah sejak 1997, dan dalam konteks pesantren, program ini sudah dijalankan sejak puluhan bahkan ratusan tahun oleh para kiai/nyai. Program tersebut memberikan manfaat besar, dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjalankan Program Pemberian Makan Tambahan Anak Sekolah yang menjangkau 2,3 juta siswa di luar Jawa dan Bali. Selain itu, WFP juga menjalankan program WFP School Feeding (Fortified Biscuit) dengan penerima manfaat sekitar 800.000 siswa di beberapa wilayah Indonesia.
Menurut WFP, setiap 1 dolar yang diinvestasikan dalam program ini dapat menghasilkan dampak ekonomi hingga 9 kali lipat. Di Indonesia, program ini juga memiliki potensi untuk menciptakan 1,8 juta pekerjaan. Dengan demikian, program makan siang gratis di sekolah diharapkan dapat membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak Indonesia dan membuka lapangan kerja baru.
Sumber: Instagram Hamdan.Hemedan
Source link: https://prabowosubianto.com/makan-siang-gratis-di-indonesia-part-3/
