Kepemimpinan Letnan Jenderal TNI (Purn) Yogie Suardi Memet

by -118 Views
Kepemimpinan Letnan Jenderal TNI (Purn) Yogie Suardi Memet

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]

Saat lulus dari latihan komando di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus), Batujajar dengan pangkat Letnan Dua, saya pertama kali bertemu dengan Pak Yogie Suardi Memet. Setelah lulus, saya melaksanakan Korps Lapor kepada Koman- dan Kopassandha saat itu, Brigjen TNI Yogie Suardi Memet.

Meskipun perawakannya tidak terlalu tinggi, namun penampilan fisiknya sangat menarik. Pak Yogie sangat rapi, dengan kumis dicukur, rambut pendek, dan baju yang sangat pas di badan sehingga tidak terlihat lemak sedikitpun. Bahkan, gulungan lengan bajunya sangat pas sehingga terlihat bicep dan tricepnya besar. Bicaranya tegas, namun menarik.

Beliau merupakan representasi dari generasi angkatan ’45, dengan wajah simpatik, sorot mata tajam, penuh percaya diri, disiplin, erudite, berpendidikan, menguasai berbagai bahasa asing, dan tentu saja sangat patriotik.

Dari generasi ’45, saya menerima nilai-nilai kecintaan terhadap tanah air dan percaya diri karena berhasil mengusir penjajah.

Saat pertemuan pertama, saya terkesan dengan ajakan dan peringatan beliau kepada saya untuk selalu menghormati kedua orang tua. Pak Yogie memang relijius dan rajin ke masjid. Ia juga yang mulai menghentikan “kehidupan nakal” di kalangan pasukan tempur Korps Baret Merah.

Pada saat itu, ada budaya bahwa pasukan yang pandai berperang juga harus pandai minum, dan berbagai kenakalan lainnya.

Selain itu, saat naik mobil dinas, Pak Yogie tidak memperkenankan istrinya untuk duduk di depan. Menurut beliau, mobil dinas Komandan Kopassus bukan untuk mobil istri komandan. Saya melihat hal-hal seperti ini sebagai contoh keteladanan dari angkatan ’45.

Pak Yogie S. Memet terkenal sebagai mantan Danyon 330 Kujang I Siliwangi yang berhasil menangkap Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan dalam operasi penumpasan gerakan DI/TII di bawah kendali Pangdam Hasanuddin pada saat itu Kolonel Infanteri Andi Muhammad Yusuf.

Beliau bukan lulusan akademi karena waktu Indonesia baru merdeka belum memiliki akademi militer. Yang baru dibentuk adalah lembaga pendidikan perwira pertama angkatan darat P3AD (Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat) di Bandung. Pak Yogie merupakan lulusan P3AD, bersama dengan alumni terkenal seperti Jenderal LB Moerdani dan Letjen Dading Kalbuadi.

Source link