Mustahil Bergabung, Fahri Hamzah Sebut PDI-P dan PKS Seperti Minyak dan Air

by -796 Views
Mustahil Bergabung, Fahri Hamzah Sebut PDI-P dan PKS Seperti Minyak dan Air

JAKARTA – Jubir Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah meragukan isu bergabungnya kubu Anies Muhaimin dan Ganjar Mahfud yang tengah ramai diperbincangkan. Menurutnya, berdasarkan sejarah keduanya, hubungan partai pendukung keduanya saling berlawanan.

“Dalam 10 tahun terakhir, PDIP dan PKS terus menunjukkan kepada masyarakat dan bangsa Indonesia bahwa mereka berbeda seperti minyak dan air. Dan itu ditegaskan berulang kali bahwa PDIP dan PKS tidak akan pernah berkoalisi dalam bentuk apapun,” kata Fahri kepada wartawan, Senin (15/1).

Fahri menyebutkan bahwa keberadaan PDIP dan PKS sendiri merupakan kutub ekstrem dari polarisasi politik yang terjadi di Indonesia.

“Memang dari pengamatan politik Indonesia yang terpolarisasi secara ekstrem adalah pemilih PKS dan PDIP. Itu terlihat bahwa dalam semua pemilu, pemilih dari dua partai ini berada pada spektrum terjauh di kiri dan kanan,” jelasnya.

Fahri Hamzah menjelaskan bahwa kedua partai itu sebagai biang dari ekstrimis kiri dan kanan yang mendorong munculnya pasangan calon saat ini. Menurut Fahri, kelompok kanan menarik Anies Baswedan, sementara kelompok kiri ditarik oleh Ganjar Pranowo.

“Sehingga bisa dikatakan bahwa dua kelompok ini adalah kelompok yang tidak mungkin disatukan karena perbedaan ideologis yang sangat tajam,” tuturnya.

Fahri berpendapat bahwa apabila Partai Pendukung Anies Muhaimin dan Ganjar Mahfud benar-benar bergabung, latar belakangnya pasti bukan merujuk pada kepentingan nasional, melainkan pada amarah karena dukungan masyarakat yang terus menurun.

“Keinginan bersatu kedua kelompok dan partai ini pastilah bukan karena gagasan yang rasional, tetapi kepentingan dan kemarahan sesaat yang didorong oleh soal-soal lain yang tidak strategis dan tidak berdasarkan kepada agenda dan kepentingan nasional,” ucapnya.

Dengan angka elektabilitas yang terus menurun, Fahri meyakini hal ini sebagai tanda berakhirnya politik identitas yang tidak rasional dan hanya didasari emosi sesaat.

“Dapat dikatakan bahwa koalisi PKS-PDIP adalah pertanda dari berakhirnya politik identitas yang tidak rasional yang didasarkan kepada emosi dan kepentingan sesaat, karena jelas akhirnya bergabung. Sesuatu yang secara teoritis tidak mungkin,” pungkas Fahri. (SENOPATI)

Sumber: https://prabowosubianto.com/mustahil-bergabung-fahri-hamzah-sebut-pdi-p-dan-pks-seperti-minyak-dan-air/

Source link