FAJAR.CO.ID, JAKARTA— Pernyataan Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengenai kondisi demokrasi di Indonesia menjadi sorotan.
Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang juga seorang jurnalis senior, Muchlis A Rofik, menyatakan bahwa pandangan Prabowo Subianto terhadap demokrasi terlihat mengerikan.
Menurut Muchlis, dalam pandangan Prabowo Subianto, demokrasi dianggap melelahkan, kacau, dan sangat mahal. Oleh karena itu, menurutnya, rakyat harus siap-siap jika Menteri Pertahanan tersebut memenangkan Pilpres 2024.
“Demokrasi menurutnya: melelahkan, kacau, sangat mahal.. siap-siap..,” ujar Muchlis, seperti yang dikutip dari akun pribadinya, Selasa (5/3/2024).
Sebelumnya, calon presiden nomor urut dua dari Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto, mengaku bahwa demokrasi berdasarkan pengalaman yang dialaminya sangat melelahkan, kacau, dan mahal.
“Kita telah menghadapi beberapa kali pemilu [Sejak 1955-2024]. Saya akan mengatakan pemilihan langsung. Saya memiliki banyak pengalaman dalam partisipasi dalam pemilu ini,” ujar Prabowo seperti yang dikutip dari Kumparan.
“Saya telah berpartisipasi dalam lima pemilihan umum. Dan izinkan saya mengaku, demokrasi itu benar-benar sangat melelahkan. Demokrasi sangat, sangat kacau, demokrasi sangat, sangat mahal,” lanjutnya.
Untuk informasi, pada tahun 2004 Prabowo mengikuti konvensi capres yang diselenggarakan oleh Partai Golkar, dan kemudian pada Pilpres 2009 ia menjadi cawapres dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Selanjutnya, Prabowo menjadi calon presiden berpasangan dengan Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014.