FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ribuan mahasiswa penerima beasiswa Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) terancam putus kuliah setelah kepesertaannya dinyatakan tidak layak.
Situasi tidak mengenakkan ini terungkap setelah para mahasiswa yang sebelumnya menjadi peserta KJMU ini, mengaku bahwa ada ribuan mahasiswa peserta KJMU yang dinyatakan tidak layak dan mereka pesimis bisa melanjutkan kuliah.
Terkait hal itu, sejumlah pegiat media sosial pun membahasnya. Banyak yang menganggapnya sebagai bagian dari hasil pilihan politik. Terlebih, mereka menemukan fakta bahwa beberapa penerima KJMU justru memilih Paslon dengan program makan gratis ketimbang yang mengutamakan pendidikan.
“Tanggapan bapak terkait KJMU yang sedang ramai: “kemarin mahasiswa kan pada memilih makan gratis makanya KJMU-nya dicabut untuk ganti biaya makan gratis. Disuruh memilih pendidikan gratis vs makan gratis, memilih yang makan gratis ya sudah terima saja hasilnya,” tulis akun @mamangmiwo, dikutip Rabu (6/3/2024).
“KJMU masa Anies sukses. Politik itu kejam, bisa saja terhenti tanpa angin dan hujan. Mahasiswa terbuai dengan program ini ternyata tidak baik-baik saja. Duar, dari UNJ meradang karena terhenti. Daerah lain bisa saja. Mahasiswa mengadu ke Heru Budi? Jakarta banjir dia TIDUR apalagi KJMU,” keluh akun @sharpandshark.
Untuk diketahui, ratusan mahasiswa yang berasal dari sejumlah kampus di Indonesia mendatangi kantor Pusat Pelayanan Pendanaan Personal dan Operasional Pendidikan (P4OP) Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Kedatangan ratusan mahasiswa penerima KJMU ini untuk memastikan sekaligus mempertanyakan transparansi proses penetapan ketidaklayakan peserta KJMU, yang dinilai oleh para mahasiswa hanya dilakukan sepihak dan tidak adil.