Resah PKS Bergabung ke dalam Politik Dinasti yang Merusak Demokrasi, Hilmi Firdausi: PKS, Kembalilah Bersama Umat

by -67 Views
Resah PKS Bergabung ke dalam Politik Dinasti yang Merusak Demokrasi, Hilmi Firdausi: PKS, Kembalilah Bersama Umat

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Keputusan PKS bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus menuai kekecewaan dari berbagai pihak.

PKS selama ini dikenal sebagai partai yang menolak politik dinasti. Namun, dengan bergabung dalam KIM Plus, komitmen partai tersebut dianggap telah dilanggar.

Ustaz Hilmi Firdausi, seorang dai terkenal di Indonesia, menyampaikan pandangannya terkait hal tersebut.

Melalui akun @Hilmi28 di X, putra seorang kiai NU yang karismatik, Hilmi Firdausi menyoroti PKS melalui tulisannya. Berikut adalah kutipan dari tulisannya:

“Assalamu’alaikum sahabat para petinggi PKS, kader PKS, dan seluruh pendukung PKS…izinkan saya yang bukan bagian dari Partai untuk memberikan nasihat sebagai bentuk cinta kepada PKS dan semua partai politik yang selalu berjuang bersama umat;

Mengapa PKS sering dikritik, dibully, bahkan dihujat karena keputusan politiknya? Karena publik memiliki harapan besar kepada PKS, untuk terus menjadi garda terdepan dalam menjaga demokrasi di negara ini agar tidak hancur seperti sekarang.

PKS memiliki reputasi yang paling bersih di antara partai lain. Hal ini membuat publik di luar kader menjadi simpatik. Selain itu, PKS selalu dikenal konsisten dalam membela masalah-masalah umat.

Namun, publik sangat kecewa dengan langkah politik PKS akhir-akhir ini yang dianggap mengkhianati perjuangan umat dengan mendukung politik dinasti dan sebagainya.

Keputusan politik di Jakarta dan Sumatera Utara mungkin sulit diterima tapi masih masuk akal. Namun, keputusan politik di Tangsel cukup mengejutkan dan di luar akal sehat publik yang mengenal PKS sebagai partai orang-orang cerdas dan berpendidikan.

Berbagai permasalahan seperti keputusan Mahkamah Konstitusi, RUU Pilkada, dan lainnya belakangan ini, bahkan viralnya pesan darurat warna biru di berbagai platform, sama sekali tidak direspons oleh PKS (yang biasanya paling kritis) karena sudah mulai terlibat dalam lingkaran kekuasaan.

Apapun alasan yang ada; baik untuk kepentingan umat, dakwah, dan sebagainya, publik masih belum bisa menerima jika langkah-langkah politik yang diambil oleh PKS diluar pakem yang sudah dikenal oleh publik. PKS adalah partai yang tangguh, kritis, dan memiliki kader-kader yang militan. Aneh rasanya jika kader PKS yang militan diam ketika ada sesuatu yang meresahkan nurani dan akal sehat.

“Masih ada waktu, belum terlambat….Dear PKS, kembalilah bersama umat,” tutup Hilmi Firdausi dengan emoji hati berwarna merah, dikutip Jumat, 23 Agustus 2024. (sam/fajar)