FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pemukiman kumuh, merupakan suatu tantangan bagi pemerintah utamanya di perkotaan. Pemukiman kumuh di perkotaan muncul disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain perkembangan kebutuhan tempat tinggal penduduk kota, faktor ekonomi, sosial budaya, kepadatan penduduk, keterbatasan lahan, ketersediaan sarana dan prasarana, serta aksesibilitas masyarakat.
Pemukiman kumuh dintandai oleh ketidakteraturan pemukiman, kurangnya infrastrutur dasar seperti jalan, sanitasi, ketersediaan air bersih, tidak tersedianya ruang terbuka hijau serta ruang publik yang memadai, kurang menjangkau layanan pendidikan, kesehatan, dan keterbatasan ekonomi.
Oleh karena itu, pemukiman kumuh, berimplikasi negatif terhadap berbagai sendi kehidupan masyarakat. Dampaknya dapat mempengaruhi kesehatan, utamanya terkait dengan sanitasi lingkungan. Misalnya lemahnya pengelolaan sampah dan pembuangan kotoran manusia, tidak memperhatikan penanganan limbah rumah tangga, drainase lingkungan yang kurang memadai, sehingga mengakibatkan polusi udara dan pencemaran lingkungan.
Dampak negatif lainnya, terkait dengan keamanan lingkungan, lemahnya akses layanan dasar pendidikan, kesehatan dan infrastruktur, kurangnya investasi dan kesempatan kerja. Kondisi itu, dalam banyak kondisi mengakibatkan terjadinya kesenjangan sosial, kemiskinan bahkan bisa sampai pada marginalisasi.
Menyadari kondisi dan dampak negatif pemukiman kumuh bagi penduduk Kota, maka PASLON AMAN menjadikan sebagai salah satu program perioritas. Program ini, selain bagian dari kerangka penanganan masyarakat miskin secara terintegrasi juga dalam rangka membangun tata kota dan pemukiman layak huni, lingkungan sehat dan pemerataan infrastruktur bagi masyarakat.
