Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo HR Muhammad Syafii bersama Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro, sedang berjuang untuk membantu siswa berprestasi yang mengalami kendala saat mendaftar dalam Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). Beberapa siswa dari berbagai sekolah di Indonesia gagal mendaftar saat waktu pendaftaran SNBP hampir berakhir. Ini karena keterlambatan pihak sekolah dalam mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) hingga batas waktu yang telah ditentukan.
Kemenag, yang memiliki otoritas atas sekolah agama dari tingkat madrasah hingga perguruan tinggi Islam, bersama-sama dengan Kemendikdasmen yang mengawasi sekolah negeri dari SD-SMA, dan Kemendiktisaintek yang mengelola perguruan tinggi negeri, sedang berupaya menyelesaikan masalah ini. Wakil Menteri Agama, Romo Syafii, menjelaskan bahwa setiap madrasah harus bertanggung jawab penuh terhadap proses seleksi masuk perguruan tinggi bagi siswanya.
Pertemuan antara Romo Syafii dan Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro membahas berbagai solusi untuk mengevaluasi kendala yang dihadapi madrasah dalam pelaksanaan SNBP 2025. Sistem finalisasi PDSS yang digunakan untuk pendaftaran SNBP telah diperpanjang hingga Sabtu pukul 04.00 WIB karena masih banyak sekolah belum mengisi PDSS secara lengkap.
Komisi X DPR RI juga turut terlibat dalam menangani polemik terkait dengan kegagalan siswa mendaftar SNBP. Mereka akan mengadakan rapat dengan kementerian terkait untuk mencari solusi terbaik atas masalah finalisasi PDSS agar kepentingan siswa berprestasi tetap terjaga. Beberapa sekolah berhasil memanfaatkan perpanjangan waktu finalisasi PDSS agar para siswa dapat mendaftar, sementara yang lain masih berjuang untuk menyusul.Ini memperlihatkan perbedaan dalam penanganan keterlambatan pengisian data siswa di PDSS antara sekolah di berbagai daerah. Semua pihak terus berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini guna memastikan kesempatan bagi seluruh siswa berprestasi untuk mengikuti SNBP.
