Selama tiga hari uji coba di Malaysia, Marc Marquez dan Pecco Bagnaia tidak memberikan jawaban jelas tentang spesifikasi mesin Ducati Desmosedici GP25 yang akan mereka kendarai bersama Fabio Di Giannantonio. Kedua pembalap tersebut memilih untuk tidak membahas posisi insinyur dan Ducati tampaknya memilih untuk menggunakan mesin versi sebelumnya yang telah memberikan kesuksesan pada tahun 2024. Meskipun tidak banyak pabrikan yang mengakui bahwa mesin lama lebih baik daripada yang baru, Ducati dengan diam-diam menerima kenyataan tersebut.
Selain itu, jadwal pramusim kali ini lebih padat daripada biasanya, memberikan waktu yang terbatas bagi konstruktor untuk bekerja di pabrik dan menyiapkan materi baru untuk tes selanjutnya di Buriram. Hal ini juga disebabkan oleh aturan baru yang mewajibkan homologasi mesin di Qatar bagi pabrikan yang tidak mendapat konsesi. Ducati memilih untuk menggunakan mesin 2024 karena pembekuan mesin selama dua tahun, sementara mereka terus bekerja untuk meningkatkan performa dengan evolusi kecil pada GP24.
Dukungan dari manajer tim Ducati, Davide Tardozzi, menegaskan keputusan mereka untuk menggunakan mesin lama sebagai langkah konservatif dalam menghadapi pembekuan mesin. Meskipun sulit untuk mengembangkan prototipe yang mendekati sempurna, tim Ducati yakin bahwa pilihan mereka untuk tetap dengan mesin 2024 adalah langkah yang tepat. Dalam suatu wawancara, Tardozzi juga mengakui tantangan dalam menciptakan motor yang menawarkan performa tinggi.
Dengan pertimbangan tersebut, Ducati sepertinya ingin memastikan persiapan yang matang untuk musim balap yang akan datang dengan menggunakan mesin yang telah terbukti memberikan kemenangan dan kesuksesan pada tahun sebelumnya. Meskipun perdebatan seputar spesifikasi mesin, tim Ducati yakin bahwa keputusan tersebut akan membawa mereka ke arah yang tepat dalam kompetisi MotoGP yang semakin ketat.