Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI) Islah Bahrawi mengungkap kisah revolusi di Rumania yang melibatkan tumbangnya Nicolae Ceausescu. Nicolae Ceausescu, presiden Rumania yang berkuasa sejak 1974, terlalu percaya diri karena dukungan penuh dari tentara, koalisi politik Partai Komunis Rumania (PCR), dan media massa. Hal ini membuatnya menjadi seorang diktator yang sombong dan jumawa. Marin Sorescu, seorang penyair Rumania, menggambarkan Ceausescu sebagai sosok yang autoriter dan mematikan. Akhirnya, pada tanggal 21 Desember 1989, rakyat Rumania tidak bisa lagi bertahan dan melakukan revolusi. Tentara dan anggota partai yang kecewa akhirnya bergabung dengan rakyat, menandai akhir rezim Ceausescu. Ceausescu ditangkap, diadili, dan ditembak mati bersama istrinya pada 25 Desember 1989. Islah Bahrawi menyoroti pentingnya pelajaran dari kisah ini, bahwa kekuasaan yang terlalu jumawa tidak akan bertahan selamanya.
Islah Bahrawi: Revolusi Rumania dan Kehancuran Presiden Sombong
