Mohammed Ben Sulayem, Presiden FIA, memimpin pertemuan Dewan Olahraga Motor Dunia tanpa kehadiran Wakil Presiden FIA untuk olahraga Robert Reid dan perwakilan Inggris David Richards. Kedua tokoh tersebut tidak diizinkan karena menolak menandatangani perjanjian kerahasiaan (NDA) yang menjadi bagian dari protokol ketat dalam pertemuan FIA. Ben Sulayem, yang telah dikritik beberapa bulan terakhir, juga menyuarakan keluhan terhadap bias media Inggris terhadap kepemimpinannya. Hal ini memicu ketegangan dalam organisasi, yang disebut sebagai respons atas kepemimpinan yang dianggap buruk.
Richards, yang juga ketua Motorsport UK, mengungkapkan keprihatinannya terhadap standar tata kelola yang buruk dalam organisasi olahraga besar dunia. Sementara itu, Ben Sulayem tengah berjuang untuk terpilih kembali sebagai Presiden FIA dan menyuarakan dukungan untuk kembalinya mesin V10 dalam ajang Formula 1. FIA berargumen bahwa perlunya NDA sebagai langkah untuk menjaga kerahasiaan dan melindungi kepentingan organisasi. Tindakan ini mendapatkan dukungan mayoritas anggota WMSC.
Meskipun adanya ketegangan internal, dewan FIA tetap melakukan keputusan terkait balapan F1 GP Monako yang akan memiliki dua pitstop wajib selama balapan. Tindakan keras dilakukan terhadap mereka yang melanggar NDA, dengan surat hukum yang dipertukarkan sebagai langkah lanjutan. Langkah-langkah ini diambil untuk melindungi informasi rahasia dan menjaga keberlanjutan organisasi dalam mencapai tujuan bersama. Tanggapan dari Reid, Richards, dan pihak terkait lainnya terhadap penegasan kebijakan baru FIA masih menunggu untuk diungkapkan dalam pertemuan selanjutnya.