Pada Minggu, 2 Maret 2025, mantan Komisaris PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), membuka kebenaran tentang banyaknya skandal korupsi di PT Pertamina (Persero) dan anak perusahaannya. Ahok mengungkapkan bahwa sejumlah pihak, termasuk dari oknum BPK, Kementerian BUMN, dan mantan bos Telkom, diduga terlibat dalam korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang, sub holding, serta kontraktor kontrak kerja sama periode 2018-2023.
Awalnya, Ahok menyatakan kecurigaannya terhadap oknum Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang terlibat langsung dalam kasus pengadaan zat aditif di PT Pertamina. Menurut Ahok, oknum BPK tersebut menjadi ‘beking’ dalam pembelian zat aditif melalui transport dan tender yang tidak sah oleh Pertamina. Ahok juga menyoroti pembubaran Pertamina Energy Trading Limited alias Petral, anak perusahaan Pertamina yang terdaftar di Singapura sejak 1992.
Ahok menegaskan bahwa permainan yang terjadi di PT Pertamina telah lama berlangsung, bahkan ada oknum yang tidak ingin dirinya menjadi direktur utama di perusahaan tersebut. Namun, Ahok berpendapat bahwa jika dirinya diangkat sebagai direktur utama, ia dapat mengambil langkah-langkah untuk memecat dirut-dirut Sub Holding. Meski demikian, Ahok merasa terhalang untuk menjabat sebagai direktur utama karena banyak pihak yang tidak mendukungnya.
