Balapan MotoGP Thailand menjadi sorotan karena kemenangan Marc Marquez yang penuh drama. Meskipun memulai dari posisi terdepan dan unggul dalam kecepatan, Marquez harus menyerahkan pimpinan balapan ke adiknya, Alex Marquez, sebelum akhirnya kembali merebut kembali posisi tersebut dan meraih kemenangan pertamanya untuk tim Ducati. Spekulasi pun muncul terkait strategi Marquez yang melambat untuk mematuhi aturan tekanan ban minimum Michelin yang berlaku sejak 2023.
Aturan tersebut menuntut pembalap untuk mempertahankan tekanan ban di level minimum selama 60% jarak balapan untuk menghindari penalti. Marquez menggunakan slipstream dan udara kotor dari motor saudaranya untuk memenuhi tekanan tersebut, menghindari penalti yang dapat merampas kemenangannya. Namun, tim Ducati sendiri juga harus menyesuaikan tekanan ban dengan suhu yang lebih rendah dari perkiraan, terutama karena perangkat lunak untuk menghitung tekanan belum disetel dengan baik.
Meskipun mengalami tantangan, Marquez mampu meraih kemenangan dengan kecerdikan dan strategi yang realistis. Pengalaman sebelumnya di Assen pada 2024 membantu Marquez dalam mengatasi masalah yang serupa. Kritik dan saran dari manajer tim Ducati, Gigi Dall’Igna, menjelaskan lebih dalam mengenai masalah tekanan ban yang dihadapi Marquez. Dengan ini, balapan MotoGP Thailand menjadi pembelajaran berharga bagi Marquez dan tim Ducati untuk meningkatkan performa mereka di masa yang akan datang.




