Dalam dunia penerbangan, terdapat bandara-bandara yang memiliki tantangan tersendiri dengan medan yang ekstrem bagi para pilot maupun penumpang. Salah satunya adalah Princess Juliana International Airport di St. Maarten, yang terkenal karena lokasinya yang sangat dekat dengan Pantai Maho. Landasan pacunya hanya sepanjang 2.300 meter, membuat pesawat harus terbang sangat rendah di atas pantai sebelum mencapai landasan. Hal ini memberikan tantangan bagi pilot dalam mengendalikan pesawat dengan presisi tinggi.
St. Helena Airport di Pulau St. Helena juga termasuk dalam daftar bandara ekstrem, karena terletak di salah satu pulau paling terpencil di dunia. Bandara ini baru beroperasi sejak 2016, namun cuaca ekstrem dan angin kencang membuat pendaratan di sini sangat menantang. Pilot yang ingin mendarat di bandara ini harus memiliki pelatihan khusus.
Barra Airport di Eoligarry, Skotlandia adalah satu-satunya bandara di dunia yang menggunakan pantai sebagai landasan pacu. Landasan pacu terbuat dari pasir dan hanya dapat digunakan saat air laut sedang surut. Faktor cuaca yang sering berubah juga membuat pendaratan di sini cukup sulit, terutama saat musim dingin.
Gibraltar International Airport di Gibraltar memiliki keunikan karena adanya jalan raya utama yang melintas di tengah landasan pacu. Setiap kali pesawat akan lepas landas atau mendarat, jalan raya harus ditutup sementara. Tantangan angin kencang dari Selat Gibraltar juga membuat manuver pesawat di bandara ini tidak mudah.
Tenzing-Hillary Airport di Lukla, Nepal terkenal sebagai bandara paling berbahaya di dunia. Dengan landasan pacu hanya sepanjang 527 meter dan dikelilingi oleh pegunungan tinggi, pilot harus memiliki keterampilan luar biasa untuk mendarat dengan aman. Kondisi cuaca yang sering berubah secara tiba-tiba juga meningkatkan risiko penerbangan di sini.
Ice Runway di McMurdo Station, Antartika adalah bandara yang terletak di tempat paling ekstrem di dunia. Landasan pacunya terbuat dari es yang dipadatkan, membuat hanya pesawat tertentu seperti Lockheed C-130 Hercules yang dapat mendarat. Kondisi cuaca dan suhu yang ekstrem membuat pendaratan di sini sangat menantang.
Paro International Airport di Bhutan dikelilingi oleh pegunungan Himalaya dengan ketinggian mencapai 5.500 meter. Hanya sedikit pilot di dunia yang memiliki sertifikasi untuk mendarat di bandara ini. Pendaratan di Paro dilakukan secara manual tanpa bantuan radar, dan pilot harus bermanuver dengan hati-hati melalui lembah sempit sebelum mencapai landasan pacu. Ke tujuh bandara ini menunjukkan betapa tantangannya dalam dunia penerbangan, baik dari segi teknologi maupun faktor alam. Keselamatan penerbangan di bandara-bandara ini menjadi prioritas utama, membuat pengalaman mendarat atau lepas landas di sini menjadi tidak terlupakan.