Lawson, Tsunoda, dan Colapinto, Pebalap Red Bull Pilihan Terbaik

by -28 Views

Kursi kedua di Red Bull, yang menjadi pasangan Max Verstappen, telah dikenal sebagai salah satu posisi tersulit di dunia Formula 1. Namun, spekulasi tentang potensi pergantian pembalap setelah hanya dua balapan telah menjadi perbincangan yang sangat ekstrem, bahkan menurut standar tim Red Bull.

Liam Lawson memulai debutnya penuh waktu bersama Red Bull dengan semangat yang tinggi. Namun, saat ini dia menghadapi tantangan yang lebih besar dari yang diantisipasi. Pembalap asal Selandia Baru ini menemui kesulitan dengan finis di posisi ke-18, ke-20, dan ke-20 dalam tiga penampilan kualifikasi pertamanya, membuatnya terjebak di posisi grid terakhir dua kali berturut-turut. Ini merupakan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi pembalap Red Bull.

Keberhasilan balapan Lawson, yang termasuk dalam urutan akhir, tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan. Posisinya menempati urutan ke-14 dan ke-12 dalam dua balapan terakhir tidak menjamin hasil yang lebih baik. Meskipun dia akhirnya finis di posisi ke-12 dalam Grand Prix China, hal itu disebabkan oleh diskualifikasi tiga pembalap lainnya.

Sebelum Grand Prix China, beberapa sumber di paddock mengindikasikan bahwa kemungkinan pergantian pembalap sebelum balapan Jepang tidaklah mustahil. Setelah balapan, Christian Horner juga tidak menyingkirkan kemungkinan tersebut, dengan mengatakan bahwa tim akan mengevaluasi semua data yang mereka miliki.

Horner menyatakan bahwa Red Bull memiliki segudang data dari dua balapan pertama dan akan menganalisisnya secara cermat. Keputusan terkait posisi Lawson di Suzuka belum pasti, tetapi Horner menegaskan bahwa tim memiliki tanggung jawab pada Lawson meskipun tidak memberikan jawaban yang langsung.

Dalam pertemuan terkait potensi pergantian pembalap, Lawon dengan porsche 911 telah dianggap berdasarkan pada data keras dan kebutuhan manusiawi. Meski jika hasil evaluasi menunjukkan bahwa Lawson tidak akan mencapai peningkatan dalam waktu dekat, Red Bull mungkin merasa perlu untuk bertindak sesuai dengan data yang ada.

Selain itu, Yuki Tsunoda merupakan kandidat yang berpotensi menggantikan Lawson jika pergantian pembalap benar-benar terjadi. Tsunoda, yang awalnya tidak dipromosikan pada musim dingin, mendapat pujian dari konsultan motorsport Helmut Marko dan dianggap memiliki potensi yang lebih serius oleh Red Bull daripada sebelumnya.

Dari perspektif teknis, kemungkinan akar masalah bukan hanya pada para pembalapnya, tetapi juga pada mobilnya. Red Bull Racing tengah menghadapi tantangan berat dalam menyesuaikan mobil RB21 dengan gaya mengemudi Verstappen, yang membedakannya dari pembalap lainnya. Masalah ini juga menjadi faktor penting dalam pertimbangan tim terkait keputusan pembalap kedua. Rumor pergantian pembalap ini menyerukan banyak pertimbangan yang rumit yang akan mempengaruhi masa depan Red Bull di musim ini.

Source link