Cuaca mendung tidak menghalangi Rani, seorang perempuan berusia 20 tahun, untuk menyelesaikan perjalanannya dari Tambun, Kabupaten Bekasi ke Ciwandan, Banten. Dengan penuh mantap, dia mengendarai motor sport dua tak RX King seorang diri, tanpa raut kekhawatiran di wajahnya. Rani akan melanjutkan perjalanan lautnya menuju Seminyak Banyak, Lampung Tengah dengan tujuan untuk bersama keluarganya. Sementara itu, Adi, seorang pria 25 tahun, tidak bergerak dari motor sport merahnya di Pelabuhan Ciwandan. Setelah tiba setelah Maghrib dari Jakarta, Adi juga akan mudik ke wilayah Lampung.
Dalam puncak arus mudik menuju Lebaran, jumlah pengguna kapal dari Jawa ke Sumatera telah meningkat 8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Para pemudik seperti Ali dari Garut, Jawa Barat, menganggap pulang kampung adalah prioritas utama di Lebaran. Dengan mengutamakan bertemu keluarga, banyak pemudik seperti Ali yang menyisihkan uang untuk ongkos bolak-balik dan menyempatkan waktu untuk kumpul bersama keluarga. Meskipun cuaca dan lonjakan pengendara menjadi tantangan, semangat untuk merayakan Lebaran bersama keluarga tetap tinggi.
Dalam setiap perjalanan mudik, Ali biasanya menyiapkan uang sebanyak Rp2 juta, dengan sebagian untuk ongkos bensin dan tiket kapal. Dia menekankan pentingnya menyempatkan waktu bertemu keluarga, terutama saat perayaan Lebaran. Meskipun perjalanan tidak selalu nyaman, semangat untuk berkumpul bersama keluarga membuat pengalaman mudik menjadi berkesan dan bermakna bagi para pemudik. Lonjakan pemudik yang terjadi menjelang Lebaran menjadi bukti bahwa hubungan keluarga dan tradisi pulang kampung tetap dijaga meskipun dalam kondisi sulit.