Pada Senin malam, Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati di Jakarta selama 1,5 jam. Pertemuan tersebut menunjukkan hubungan yang baik antara keduanya, bahkan terkesan hangat dan akrab. Banyak tokoh yang memberikan tanggapan positif terhadap pertemuan dua tokoh politik ini, yang telah dinantikan sejak sebelum dan setelah Pemilihan Presiden 2024.
Sebagai contoh, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Fahri Hamzah menyambut pertemuan itu dengan senang. Dia menuliskan di media sosial pribadinya bahwa ia senang melihat dua sahabat lama bertemu, bukan hanya sebagai teman, tapi juga sebagai dua pemimpin bangsa.
Namun, ada juga pandangan berbeda dari pegiat media sosial Denny Siregar, yang menyalahkan Joko Widodo dalam situasi tersebut. Sementara itu, seorang pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga, menilai bahwa pertemuan tertutup itu bisa diartikan sebagai upaya Prabowo untuk menjaga perasaan Joko Widodo. Hal ini menunjukkan bahwa Prabowo tidak ingin terlihat menjauhi Jokowi.
Pertemuan yang dilakukan tanpa liputan media atau penjelasan publik adalah bentuk lain dari Prabowo untuk menjaga keseimbangan antara Jokowi dan Megawati. Hal ini berdasarkan keyakinan bahwa Prabowo adalah seorang politikus yang ingin menjaga harmoni dengan merangkul semua tokoh nasional, termasuk Megawati dan Jokowi.