Benny K. Harman, elite Partai Demokrat, mengkritik keras dan penuh keprihatinan atas Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Muhammad Arif Nuryanta, yang ditetapkan sebagai tersangka suap. Ia menyesalkan praktik korupsi yang terjadi di pengadilan, yang seharusnya menjadi tempat suci penegakan keadilan. Dengan bahasa yang menyentuh, Benny mempertanyakan arah dan nilai moral bangsa ini, terutama dalam konteks lembaga peradilan. Ia merasa keadilan dan kebenaran semakin jauh dari jangkauan rakyat, dengan perubahan nilai dalam sistem peradilan yang condong pada kekayaan dan materialisme. Sebagai wakil Tuhan di dunia, Benny merasa prihatin melihat ruang pengadilan bukan lagi sebagai tempat untuk menyembah Tuhan. Muhammad Arif Nuryanta ditahan bersama tiga orang lainnya terkait dugaan suap dalam penanganan perkara korupsi ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan produk turunannya. Akan kah keadilan dan kebenaran akan kembali dijunjung tinggi di negeri ini?
Hakim Yang Memutuskan Mengenai Keadilan Mati di Elite Demokrat
