Belasan mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) Taman Safari kembali mengadukan tindakan kekerasan dan eksploitasi mereka ke DPR. Setelah sebelumnya mengadu di Komisi III DPR, kini mereka menggelar audiensi dengan Komisi XIII DPR pada Rabu (23/4). Dalam audiensi tersebut, sejumlah pemain sirkus didampingi oleh perwakilan dari Komnas Perempuan dan Komnas HAM.
Salah satu korban, Vivi Nurhayadi, mengungkapkan bahwa dia pernah mengalami kekerasan setelah tertangkap mencoba melarikan diri. Tidak hanya dipukuli, Vivi juga mengalami penyiksaan dengan setruman gajah pada alat kelaminnya. Vivi mengungkapkan bahwa dia mulai bergabung dengan OCI sejak usia empat tahun dan berlatih sejak usia dua tahun. Selama berlatih, Vivi sering mendapat pemukulan saat melakukan kesalahan.
Korban lainnya, Coni Kurniasih, merasa dibohongi oleh OCI yang sebelumnya menjanjikan akan menyekolahkannya. Namun, hingga kini Coni tidak pernah disekolahkan dan hanya diminta terus berlatih. Anggota Komisi XIII DPR dari Fraksi PKS, Sohibul Iman, mendukung pembentukan Tim Pencari Fakta untuk mengusut dugaan eksploitasi OCI, mengingat pernyataan OCI dalam rapat Komisi III DPR tidak sesuai dengan keterangan korban.
Menyikapi hal ini, Taman Safari Indonesia mengklarifikasi bahwa masalah tersebut melibatkan individu tertentu dan TSI tidak memiliki keterkaitan maupun hubungan bisnis dengan mantan pemain sirkus tersebut. Mereka menegaskan hal ini dalam pernyataan yang diterima oleh CNNIndonesia.com. Langkah selanjutnya adalah pembentukan tim pencari fakta untuk mengungkap lebih lanjut kasus ini.