Dalam sebuah acara di X @Hilmi28, Ustaz Hilmi Firdausi, Pengasuh Pondok Pesantren Baitul Qur’an Assa’adah dan pendiri Sekolah Islam Terpadu Daarul Fikri, mengungkapkan kritik tajam terhadap konten manipulatif yang sering muncul di dunia politik dan media sosial. Menurut Ustaz Hilmi, banyak orang cenderung memilih pencitraan daripada kejujuran, dengan menggunakan berbagai jasa bot dan settingan untuk membuat konten agar terlihat baik di mata publik. Ia menyayangkan budaya kepalsuan ini, dan bertanya-tanya apakah para pelaku tidak lelah hidup dalam kebohongan.
Ustaz Hilmi menegaskan pentingnya keaslian dalam bersikap, berharap masyarakat semakin bijak dalam menyikapi informasi dan tokoh-tokoh publik. Ia berpendapat bahwa kejujuran, keaslian, dan ketulusan akan lebih membawa kenyamanan daripada melakukan settingan dan pencitraan. Sebelumnya, drg. Hanum Salsabiela, seorang dokter gigi dan pegiat media sosial, juga menyuarakan kekhawatirannya terhadap ketidakwajaran yang ditemukan dalam video YouTube milik Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, terutama dalam interaksi yang terjadi di dalamnya. Menurutnya, hal ini menimbulkan pertanyaan yang serius terkait dengan kesinambungan informasi yang disampaikan.