McLaren menunjukkan keunggulan mereka dalam F1 GP Miami dengan meraih kemenangan telak 1-2, menjelaskan mengapa Max Verstappen sering mengalahkan Lando Norris dan Oscar Piastri dalam merebut pole position. Meski Verstappen sempat meraih kemenangan dalam Grand Prix Jepang di Suzuka, balapan satu putaran yang ‘mudah’, McLaren tetap menjadi unggul saat keausan ban belakang dan panas berlebih menjadi perhatian.
Piastri berhasil membawa Norris mengamankan kemenangan ketiganya secara beruntun, menandai kemenangan kelima untuk McLaren dari enam balapan musim ini. Keberhasilan Verstappen menduduki posisi ketiga di belakang Mercedes dan McLaren memberikan poin krusial bagi Red Bull dalam persaingan.
Meski Verstappen memimpin dalam kualifikasi dengan 3 dari 6 pole, McLaren juga mampu bersaing di trek tersebut. Bos tim McLaren, Andrea Stella, menyoroti masalah teknis yang dihadapi pembalapnya, menyatakan bahwa mobil MCL39 dapat dieksploitasi lebih baik dalam simulasi balapan dibandingkan kualifikasi dengan setelan baru.
Pertanyaan filosofis muncul dalam perdebatan ini, apakah sebuah mobil benar-benar lebih cepat jika pengemudi tidak dapat memanfaatkannya secara maksimal? Red Bull dan McLaren terus melakukan persiapan dan penyesuaian dalam persaingan kualifikasi 2025 yang semakin sengit. Pengujian kelenturan sayap depan yang diumumkan oleh FIA akan menjadi poin penting dalam menilai performa mobil pembalap. Tetapi, apakah McLaren dapat menghasilkan mobil yang lebih mudah dikendarai atau apakah perubahan teknis tersebut akan kembali menguntungkan Red Bull, masih menjadi tanda tanya.
