Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, telah bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mengubah pola hidup anak-anak di Jawa Barat. Program ini melibatkan barak militer sebagai tempat pelaksanaannya. Menurut Dedi, TNI dipilih karena memiliki pengalaman dalam pendidikan disiplin, baik untuk kalangan militer maupun sipil. Metodologi pendidikan yang diterapkan bertujuan untuk meningkatkan kualitas disiplin siswa, seperti mengurangi ketergantungan pada handphone, tradisi bermotor, minuman keras, obat-obatan terlarang, dan perilaku konsumtif zat adiktif yang merusak saraf dan pikiran.
Pendidikan di barak militer dilakukan melalui serangkaian kegiatan, mulai dari bangun pagi jam 4, mandi, salat Subuh (bagi yang beragama Islam), hingga pembimbingan rohani dari Kiai. Selanjutnya, para peserta didik sarapan pagi, berolahraga, dan mengikuti pembelajaran di kelas sebagaimana di sekolah. Guru-guru dari berbagai tempat dihadirkan untuk memberikan pembelajaran, dan setelah salat Dzuhur, para siswa mengikuti program minat dan bakat dengan pendekatan olahraga.
Pendidikan di barak militer memberikan lingkungan yang baik bagi siswa yang sering tidak masuk sekolah karena bangun siang. Dengan program ini, Dedi berharap para siswa dapat belajar dengan baik. Sebelumnya, perubahan pola hidup anak-anak di Jawa Barat telah mendorong Dedi untuk menciptakan program ini. Anak-anak di Jawa Barat sering tidur larut karena bermain game online, yang mempengaruhi kinerja sekolah mereka. Problematika lainnya meliputi konflik di media sosial yang mengakibatkan tawuran dan korban jiwa, serta penyalahgunaan obat dan minuman keras di kalangan anak-anak.
Melalui program ini, Dedi ingin memberikan pendidikan disiplin kepada siswa dengan pendekatan bela negara. Dedi percaya bahwa TNI dapat menjadi mitra yang tepat dalam hal ini, karena pengalamannya dalam pendidikan disiplin. Tujuannya adalah membantu siswa mengubah pola hidup yang tidak sehat menjadi lebih positif melalui program pendidikan di barak militer.
