Ducati berhasil meraih kemenangan ke-23 secara berturut-turut di MotoGP, melampaui rekor Honda selama 22 kemenangan pada tahun 1990-an. Namun, pembalap lokal Johann Zarco, yang merupakan pembalap tertua di grid, mempunyai rencana yang berbeda, terutama karena akhir pekan tersebut adalah pertama kalinya orang tuanya melihatnya langsung di sirkuit. Zarco menunjukkan kecerdasannya dengan tidak melakukan pergantian motor pertama, menghindari double Long Lap Penalty, dan hanya melakukan satu kali pergantian motor, yang membuatnya memimpin balapan dengan keunggulan lebih dari 10 detik.
Balapan dipenuhi dengan ketidakpastian, dengan hujan, pergantian motor, dan berbagai insiden. Zarco berhasil menjaga keunggulannya lebih dari 19 detik dari Marc Marquez yang finis di urutan kedua. FermÃn Aldeguer juga tampil luar biasa, menempati posisi ketiga dalam balapan yang penuh dengan polemik dan hambatan. Sementara itu, beberapa pembalap top seperti Pecco Bagnaia dan Alex Marquez mengalami tantangan yang berat dan tidak mampu mencetak poin.
Balapan yang kacau ini memperlihatkan keberanian dan kesabaran para pembalap dalam menghadapi kondisi lintasan yang tidak menentu. Meskipun banyak kecelakaan yang terjadi, para pembalap tetap berjuang untuk menyelesaikan balapan. Dengan demikian, risiko dan ketegangan selalu menjadi bagian dari dunia MotoGP, di mana keterampilan, keberanian, dan strategi berperan penting untuk meraih kemenangan.
Zarco Pecahkan Rekor Sepeda 71 Tahun Monneret
