Alam Bicara Pancasila Lewat Pohon yang Ditanam

by -149 Views

Aksi Penanaman Pohon Pancasila di Bumi Paseban: Andy Utama Memimpin Upaya Lingkungan untuk Memperingati Hari Lahir Pancasila 2025 di Mega Mendung

Untuk memperingati Hari Lahir Pancasila 2025 dan Hari Lingkungan Hidup, Yayasan Paseban menyelenggarakan aksi penanaman pohon di kawasan konservasi Bumi Paseban, Desa Paseban, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Aksi penanaman pohon ini menjadi simbol dari pengamalan nilai-nilai Pancasila serta bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Menanam Pohon sebagai Manifestasi Nilai Pancasila

Aksi ini bukan hanya monumen seremonial belaka, tetapi juga merupakan ungkapan cinta tanah air dan kepedulian terhadap ekologi. Kegiatan penanaman pohon di Bumi Paseban menjadi representasi bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menjaga kelestarian alam.

Di antara momen penting dalam aksi ini adalah penanaman Taru Jampinang – pohon endemik khas Indonesia yang dijuluki sebagai Pohon Pancasila. Karakteristik pohon ini mencerminkan sila-sila Pancasila: akar yang kokoh, batang yang teguh, daun yang hijau, serta buah yang bermanfaat bagi kehidupan.

Andy Utama: Menanam Harapan, Merawat Lingkungan

Andy Utama, sebagai Pembina Yayasan Paseban, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam sebagai bagian dari pengamalan Pancasila. Dalam pidatonya, Andy menyatakan:

“Menanam pohon merupakan menanam harapan. Penanaman Taru Jampinang adalah cara kita menanamkan nilai-nilai Pancasila. Alam harus dihormati dengan sepenuh hati. Jika tidak, alam bisa memberikan hukuman. Dibutuhkan peraturan desa yang melarang perburuan agar burung dan hewan lain dapat membantu menjaga ekosistem dan mendukung pertanian masyarakat.”

Pernyataan tersebut menggarisbawahi pentingnya pendekatan ekologis dalam pembangunan desa dan pelestarian alam, seiring dengan semangat gotong royong dan keadilan sosial dalam Pancasila.

Mega Mendung: Kawasan Rawan yang Perlu Dilindungi

Wiratno, Penasihat Yayasan Paseban, juga menyoroti signifikansi kawasan Mega Mendung sebagai penyangga utama Cagar Biosfer Cibodas dan koridor ekologis di lanskap Gunung Gede Pangrango. Menurutnya, kerusakan apapun di wilayah ini dapat berdampak besar pada sistem ekologis:

“Topografi ekstrem di kawasan ini membuatnya sangat rentan. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan ekologis di sini bukan hanya menjadi tanggung jawab lokal, tetapi juga nasional. Ini adalah bagian dari cinta tanah air dan penerapan nilai luhur Pancasila.”

Melibatkan Generasi Muda dan Masyarakat Adat

Dalam kegiatan penanaman pohon ini turut melibatkan generasi muda, masyarakat lokal, dan tokoh adat, termasuk perwakilan dari masyarakat Baduy. Mereka memberikan contoh bagaimana hidup secara sederhana, menghormati alam, dan mengutamakan kebersamaan telah menjadi praktik turun-temurun—sesuai dengan semangat Pancasila.

Jenis-jenis pohon yang ditanam selain Taru Jampinang adalah Rasamala, Mahoni, Damar, dan Bambu lokal. Selain itu, kegiatan edukatif seperti diskusi lingkungan juga diselenggarakan untuk menanamkan kesadaran ekologis sejak dini.

Kesimpulan: Melestarikan Alam adalah Cinta pada Indonesia

Aksi penanaman pohon di Bumi Paseban menjadi panggilan yang berarti untuk Hari Lahir Pancasila 2025 dan Hari Lingkungan Hidup. Dipimpin oleh Andy Utama dan Yayasan Paseban, kegiatan ini menjadi simbol pengamalan Pancasila dalam wujud nyata: menjaga alam, merawat bumi, dan memperkuat semangat kebersamaan di tengah masyarakat.

Melalui aksi ini, di kawasan strategis seperti Mega Mendung, Yayasan Paseban mengajak seluruh elemen bangsa untuk melihat Pancasila tidak hanya sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai panduan dalam berinteraksi dengan sesama dan lingkungan.

Sumber: Aksi Penanaman Pohon Pancasila Di Bumi Paseban Bersama Andy Utama: Peringati Hari Lahir Pancasila 2025 Dan Hari Lingkungan Hidup Di Mega Mendung
Sumber: Menanam Pohon Pancasila Di Bumi Paseban Dalam Rangka Memperingati Hari Lahir Pancasila: Merawat Alam Pengamalkan Nilai Luhur Pancasila