Menjelang Hari Raya Idul Adha, pemotongan hewan kurban menjadi momen yang sangat dinanti oleh umat Islam. Daging dari hewan kurban biasanya didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan, namun, kulit hewan seringkali terbuang sia-sia padahal memiliki nilai manfaat yang tinggi. Salah satu cara untuk memanfaatkan kulit sapi atau kerbau adalah dengan membuat kerupuk kulit, juga dikenal sebagai rambak. Kerupuk rambak memiliki rasa gurih dan tekstur renyah yang khas, menjadikannya camilan favorit di berbagai kesempatan.
Untuk membuat kerupuk kulit yang sempurna dan garing, proses pengolahan harus dilakukan secara tepat, mulai dari merendam kulit dalam larutan air kapur, membersihkan kulit, mengeringkannya, hingga tahap penggorengan dengan minyak goreng panas. Dengan mengikuti resep yang benar, kerupuk kulit dapat menjadi camilan yang lezat dan bergizi.
Selain sebagai camilan favorit, kerupuk kulit juga sering dijadikan sebagai pelengkap hidangan tradisional. Penggunaan kulit hewan kurban secara efisien tidak hanya membantu mengurangi limbah, tetapi juga memberikan nilai tambah secara ekonomi. Pengolahan kulit menjadi makanan olahan seperti kerupuk kulit merupakan bentuk kearifan lokal yang perlu dilestarikan.
Dengan demikian, menghasilkan kerupuk kulit atau rambak dari kulit sapi atau kerbau merupakan cara yang baik untuk memanfaatkan setiap bagian hewan kurban dengan bijak. Cita rasa gurih dan kerang teksturnya menjadikan kerupuk kulit ini digemari oleh banyak orang, bahkan di berbagai negara. Prosedur pengolahan yang benar dan resep yang tepat akan menghasilkan kerupuk kulit yang lezat dan bergizi, memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan juga lingkungan sekitar.
