Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap 5 Juni merupakan kesempatan untuk mencermati masalah serius yang ditimbulkan oleh krisis sampah plastik. Penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari kemasan hingga peralatan rumah tangga, berakhir sebagai limbah yang sulit diurai dan dapat mencemari lingkungan. Di Indonesia sendiri, masalah pengelolaan sampah masih jauh dari optimal, dengan target pengurangan sampah yang belum tercapai sesuai dengan Kebijakan dan Strategi Nasional untuk pengelolaan sampah.
Meskipun upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle) telah dilakukan, laju konsumsi plastik sekali pakai masih tinggi dan tidak seimbang dengan upaya daur ulang. Kurangnya fasilitas, teknologi, dan edukasi publik juga menjadi kendala dalam sistem pengelolaan sampah. Untuk mengatasi masalah ini, terus dikembangkan inovasi di bidang material alternatif seperti plastik biodegradable dan bioplastik.
Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya mengatasi masalah sampah plastik dengan pemanfaatan bioplastik berbasis sumber daya lokal sebagai solusi jangka panjang dan menciptakan nilai tambah ekonomi. Tidak hanya itu, sinergi kebijakan, insentif bagi pelaku industri, dan kesadaran publik yang lebih tinggi juga diperlukan untuk menangani masalah sampah plastik secara menyeluruh dan lintas sektor. Itulah mengapa Presiden Prabowo telah menginstruksikan pembentukan Satuan Tugas Percepatan Pengelolaan Sampah untuk menghadapi krisis sampah plastik secara efektif.