Idrus Marham, politikus senior Partai Golkar, menegaskan bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto adalah sosok pemimpin yang terbuka terhadap kritik membangun, namun tidak bisa didikte dalam mengambil keputusan politik maupun pemerintahan. Menurut Idrus, Prabowo bukan tipe pemimpin yang bisa didikte tetapi beliau menerima masukan dan kritik yang membangun sebagai bentuk esensi demokrasi yang diterapkan. Di era Prabowo, keran demokrasi dibuka lebar sebagai implementasi nilai-nilai demokrasi yang substansial. Prabowo mengutamakan kekeluargaan dan kebersamaan dalam membangun koalisi dan merangkul semua pihak, termasuk yang sebelumnya berseberangan.
Menurut Idrus, pengalaman panjang Prabowo dalam dunia militer dan politik memberinya kemampuan untuk membaca dan memetakan kekuatan politik dengan tajam. Ia juga menekankan bahwa Prabowo telah mencerminkan karakter kepemimpinan inklusif yang berbasis pada gotong royong dan persatuan. Meskipun ruang demokrasi dibuka luas, Idrus menegaskan bahwa kritik boleh disampaikan namun keputusan akhir tetap menjadi hak prerogatif Presiden. Kesempatan untuk berbicara dengan siapa pun dilakukan Prabowo sebagai bentuk karakter kepemimpinannya yang inklusif.
