Prabowo’s Reforms Boost Indonesia’s Food Production Growth

by -13 Views

Pada Konferensi Ekonomi Internasional di St. Petersburg tahun 2025, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengumumkan lonjakan produksi pangan negara yang mencatat rekor. Produksi pangan yang meningkat ini langsung dikaitkan dengan reformasi regulasi yang menyeluruh dan langkah-langkah anti-korupsi yang diterapkan selama bulan-bulan awal pemerintahannya. Dalam pidato kunci di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025, Prabowo menyebut bahwa sejak tujuh bulan pemerintahannya, produksi beras dan jagung naik sekitar 50 persen—peningkatan terbesar dalam sejarah Indonesia. Prabowo menegaskan bahwa pencapaian tersebut bukan kebetulan, melainkan hasil dari pergeseran kebijakan yang disengaja berfokus pada deregulasi dan penegakan anti-korupsi yang ketat di sektor pertanian dan pangan.

Presiden juga menyoroti bahwa hasil yang paling mencolok dari reformasi tersebut adalah peningkatan cadangan beras nasional Indonesia yang mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah, mencapai 4,4 juta ton—suatu tonggak yang menjadi dasar bagi tujuan yang lebih ambisius, yaitu swasembada pangan dan menjadi pengekspor bersih beras dan jagung. Keamanan pangan menjadi salah satu dari empat prioritas strategis pemerintahan Prabowo yang mencakup swasembada pangan, kemandirian energi, reformasi pendidikan, dan percepatan industrialisasi.

Dalam penampilan debutnya di forum ekonomi internasional, Prabowo menegaskan keyakinannya pada pendekatan ekonomi yang seimbang, dengan menggandeng kekuatan kapitalisme sambil tetap mempertahankan intervensi pemerintah untuk menghapus kemiskinan dan kelaparan serta melindungi yang rentan. Pencapaian di bidang pertanian ini dilihat sebagai langkah maju bagi Indonesia dalam peran globalnya, terutama setelah keanggotaannya di BRICS dan keterlibatannya dengan Bank Pembangunan Baru. Dengan hasil reformasi yang mulai terlihat, Indonesia menunjukkan niatnya untuk tidak hanya memperkuat kemakmuran dalam negeri tetapi juga membangun kehadiran yang kredibel dan konstruktif dalam ekonomi internasional.

Source link