Pacu Jalur, tradisi lomba perahu tradisional yang membanggakan dari Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, kembali mencuri perhatian pecinta media sosial belakangan ini. Video aksi para pendayung cilik yang memukau dengan gerakan kompak mereka seakan mengajak kita merasakan sensasi adrenalin di Sungai Kuantan. Tidak hanya warganet Tanah Air yang terpesona, tapi juga para kreator konten dari luar negeri ikut meramaikan tren tersebut. Aura Farming, sebuah tren yang menghadirkan kekuatan dan percaya diri melalui lagu-lagu ikonik seperti “Young Black & Rich” dari Melly Mike, semakin memperkuat pesona Pacu Jalur di ranah digital.
Sejarah panjang Pacu Jalur dimulai sejak abad ke-17, ketika perahu kayu bernama “jalur” menjadi sarana transportasi utama bagi masyarakat di sepanjang Sungai Kuantan. Dengan keistimewaan dapat memuat puluhan hingga enam puluh orang sekaligus, jalur menjadi simbol penting dalam kehidupan masyarakat sejak dulu. Hiasan-hiasan artistik seperti kepala binatang, payung, dan tali hias, tidak hanya memperindah jalur, tapi juga menjadi penanda status sosial pada masa itu.
Tidak hanya sebagai alat transportasi, jalur kemudian menjadi bahan perlombaan yang menarik hati masyarakat. Dari sini lahirlah Pacu Jalur, sebuah ajang adu cepat menantang sepanjang Sungai Kuantan. Mulai digelar sebagai bagian dari perayaan Islam di kampung-kampung, lomba ini kemudian menjadi sebuah tradisi yang dipusatkan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap bulan Agustus.
Dengan semangat yang semakin berkobar, Pacu Jalur kini menjadi salah satu agenda wisata paling menarik di Provinsi Riau. Dengan kostum-kostum berwarna-warni, dentuman meriam, dan sorak-sorai pengunjung yang memeriahkan suasana, lomba tahunan ini semakin memantapkan posisinya sebagai salah satu warisan budaya yang patut dilestarikan. Semakin kesohor di kancah internasional melalui tren Aura Farming, Pacu Jalur tetap menjadi kebanggaan bagi masyarakat Indonesia, terutama di Kabupaten Kuantan Singingi.