Kisah Pilu Nelayan Menyelamatkan Korban KMP Tunu

by -7 Views

Seorang nelayan asal Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, berani bertaruh nyawa menembus ombak demi menyelamatkan korban kapal tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. Santoso (45 tahun) tidak menyangka bahwa hari itu akan menjadi hari penyelamatan yang luar biasa baginya. Awalnya, Santoso hanya berangkat melaut untuk memancing seperti biasa. Namun, suara samar-samar yang didengarnya memicu tindakan heroiknya.

Rasa ragu sempat menyelimuti pikiran Santoso ketika pertama kali mendengar suara itu. Namun, keberanian tumbuh saat salah seorang rekan nelayan datang menghampiri dengan membawa satu korban selamat. Dari rekannya, Santoso mendapat informasi bahwa KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali. Tanpa ragu, Santoso nekat menyusuri laut yang penuh ombak besar dan arus kuat.

Meski dalam situasi yang cukup berbahaya, tekad Santoso tidak goyah. Dengan nekatnya, ia berhasil menemukan dan menyelamatkan beberapa korban, walaupun satu di antaranya sudah meninggal dunia. Fokusnya tetap pada penyelamatan korban selamat pertama, meskipun penuh dengan kesedihan atas tragedi yang baru saja terjadi.

Rekan Santoso, Saiful, juga berperan penting dalam evakuasi korban. Saiful berhasil menemukan satu liferaft berisi 12 orang dan berhasil menariknya ke darat. Keseluruhan aksi heroik para nelayan ini menjadi simbol harapan di tengah kepanikan akibat tenggelamnya kapal penyeberangan tersebut. Meski hanya nelayan biasa, keberanian dan kepedulian mereka dalam situasi darurat ini patut diacungi jempol.

Kisah penyelamatan yang dilakukan oleh Santoso dan rekannya adalah bukti nyata bahwa keberanian dan kepedulian manusia dapat mengatasi berbagai rintangan, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun. Tindakan mereka telah menunjukkan bahwa di saat orang lain membutuhkan pertolongan, mereka tak akan berpaling sepihak. Semoga kisah heroik para nelayan ini dapat menginspirasi banyak orang lain untuk selalu siap membantu sesama, tanpa pandang bulu atau batasan. Kemanusiaan harus selalu menjadi prioritas, bahkan di tengah situasi terberat sekalipun.

Source link