Data konsumen ekspedisi Ninja Express diduga bocor, yang menyebabkan ratusan orang menerima paket berisi sampah. Kasus ini terungkap setelah Ninja Express menerima 100 komplain dari konsumen yang menggunakan metode pembayaran cash on delivery (COD). Mereka mengeluh paket yang diterima tidak sesuai dengan pesanan yang mereka ajukan.
Setelah menerima keluhan-keluhan tersebut, Ninja Express melakukan audit internal dan menemukan 294 pengiriman dengan pembayaran COD yang mengalami masalah. Salah satunya adalah pengiriman paket yang seharusnya tiba dalam 7 hari, namun tiba lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Dalam beberapa kasus, isi paket tersebut tidak sesuai dengan pesanan, bahkan dianggap sebagai sampah.
Lebih lanjut, penyelidikan menemukan bahwa ada pekerja harian lepas yang tidak memiliki akses terhadap sistem Ninja Express, namun melakukan infiltrasi terhadap data konsumen. Diketahui bahwa sekitar 10.000 data konsumen berhasil dicuri oleh oknum tersebut. Setelah mengetahui hal ini, Ninja Express melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian dan berhasil menangkap dua tersangka terkait kasus ini.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Ninja Express terkait dugaan bocornya data konsumen. Kejadian ini menjadi perhatian penting mengenai risiko keamanan data dalam layanan ekspedisi online.