Pemerintah pusat yang dikoordinatori Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tahap tiga selama sepekan ini untuk mengatasi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau. Operasi modifikasi cuaca dilakukan karena seluruh wilayah kota dan kabupaten di provinsi itu mengalami karhutla. Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Kampar merupakan wilayah terdampak terbesar. Sehari sebelumnya, Suharyanto bersama dengan Wamenhut, WamenLH, dan Forkopimda Riau melakukan pantauan dari udara atas kondisi karhutla di Riau.
BNPB mendukung pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk percepatan penanganan karhutla. OMC tahap 1 dilakukan pada 1 hingga 7 Mei 2025, tahap 2 dilakukan pada 7 sampai 12 Mei 2025, dan kini OMC tahap 3 selama lima hari sejak awal pekan ini. Helikopter Patroli dan Helikopter Waterbombing diperbanyak untuk membantu pengendalian kebakaran. Upaya pemadaman juga ditingkatkan dengan peningkatan peralatan dan perlengkapan pemadaman bagi personel darat.
Selain itu, BNPB mendorong Pemprov Riau untuk menetapkan status tanggap darurat bencana karhutla agar pemerintah pusat dapat memberikan bantuan dengan lebih leluasa. Sementara itu, aparat penegak hukum telah menetapkan 16 tersangka terkait karhutla, dengan 11 kasus masuk dalam perkembangan penyidikan. Satgas hukum juga telah melakukan operasi penegakan hukum untuk menjaga keselarasan dan keterpaduan dalam penanganan karhutla.
