PT Dirgantara Indonesia (PTDI) baru saja melakukan uji terbang pesawat tanpa awak jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang diberi nama Elang Hitam di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Drone Elang Hitam dirancang untuk menjalankan misi pengawasan dan intelijen dengan durasi operasional hingga 24 jam di ketinggian maksimum 20.000 kaki. Kemampuan tersebut memungkinkan penggunaan Elang Hitam untuk operasi militer, terutama dalam bidang pengintaian batas wilayah dan area musuh.
Selain untuk kebutuhan militer, drone Elang Hitam juga dirancang untuk digunakan dalam misi kemanusiaan seperti pemantauan lokasi bencana alam dan pencarian korban di medan yang sulit. Uji terbang di Majalengka dilakukan untuk menguji kemampuan dan teknologi canggih yang dimiliki pesawat buatan dalam negeri tersebut. Hasil uji terbang sukses menunjukkan bahwa Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara maju dalam pengembangan teknologi pertahanan masa depan. Proses pengembangan Elang Hitam sendiri telah dimulai sejak tahun 2015, dengan konsorsium yang terdiri dari berbagai lembaga negara dan institusi terkait dibentuk pada tahun 2017.
Meskipun awalnya pengembangan Elang Hitam dialihkan untuk kebutuhan sipil pada tahun 2020 karena kendala teknologi kunci, namun berdasarkan keputusan Rapat Pleno KKIP pada bulan Oktober 2024, pengembangan untuk kebutuhan militer kembali dilanjutkan dan dipimpin oleh PT DI sebagai integrator utama. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengembangkan teknologi pertahanan yang mumpuni. Dengan demikian, Indonesia semakin diperhitungkan di mata internasional dalam industri pertahanan dan kedaulatan diri negara.