Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI meyakini bahwa konflik antara Thailand dan Kamboja tidak akan meluas. Gubernur Lemhanas Ace Hasan Syadzily meyakini bahwa Thailand dan Kamboja, sebagai bagian dari ASEAN, akan menjaga perdamaian di kawasan Asia Tenggara. Menurutnya, semua negara di ASEAN memiliki kepedulian yang sama dalam menyelesaikan konflik potensial. Stabilitas keamanan kawasan sangat penting dan harus dijaga oleh setiap negara anggota ASEAN.
Indonesia, sebagai ‘natural leader’ di ASEAN, didorong oleh Lemhannas untuk mengambil peran strategis dalam upaya memediasi perdamaian antara Thailand dan Kamboja. Indonesia memiliki pengalaman dalam mendamaikan konflik di kawasan dan memiliki kedekatan khusus dengan kedua negara tersebut. Lemhannas menekankan pentingnya perdamaian bagi stabilitas kawasan ASEAN yang akan berdampak pada rantai pasok kebutuhan ekonomi dan logistik.
Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim berhasil memfasilitasi kesepakatan gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja. Thailand dan Kamboja sepakat untuk mengakhiri konflik melalui gencatan senjata yang mulai berlaku tengah malam. PM Anwar Ibrahim bertindak sebagai mediator dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh PM Kamboja dan Penjabat PM Thailand.
Presiden Prabowo, saat menerima kunjungan bilateral Anwar, mengapresiasi upaya mediasi dari PM Malaysia dalam mengakhiri konflik antara Thailand dan Kamboja. Prabowo juga menyatakan kesiapan Indonesia untuk membantu dalam menyelesaikan konflik dengan damai dan mendukung peran Malaysia sebagai Ketua ASEAN. PM Anwar menegaskan komitmen ASEAN dalam menyelesaikan konflik dengan damai dan menyatakan bahwa negara-negara ASEAN akan memonitor proses perdamaian antara Thailand dan Kamboja.