Musim kemarau di Kota Medan, Sumatera Utara, sedang menghadapi kondisi suhu udara yang sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir. Cuaca panas ekstrem ini disebabkan oleh tidak adanya hujan selama lebih dari satu pekan. Menurut Kepala Balai Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Wilayah 1 Medan, Hendro Nugroho, suhu udara mencapai 37,8 Celcius berdasarkan data pengamatan pada 17 Juli 2025. Fenomena ini dipengaruhi oleh aktifnya siklon tropis ‘Wipha’ pada tanggal tersebut.
Hendro menjelaskan bahwa siklon tropis tersebut mempengaruhi sistem cuaca di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara. Hal ini menyebabkan kondisi cuaca yang panas dan berangin kencang dengan kelembapan udara yang tinggi. Meskipun cuaca hujan tidak terjadi dalam seminggu terakhir di Kota Medan, analisis angin menunjukkan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dengan intensitas ringan-sedang di wilayah tersebut.
Sifat cuaca yang dinamis memungkinkan terjadinya gangguan cuaca di Sumatera Utara, sehingga masyarakat diimbau untuk mengantisipasi kondisi cuaca dan tetap berhati-hati. Pada hari ini, cuaca di Medan tergolong ‘panas berlebihan’ dengan temperatur udara sekitar 33 derajat celcius dan tingkat kelembaban 66 persen. Meskipun demikian, prakiraan cuaca BMKG menunjukkan adanya kemungkinan turun hujan ringan dalam tiga hari ke depan. Demikianlah kondisi cuaca ekstrem yang sedang dialami oleh Kota Medan dalam beberapa hari terakhir.
