Pada 5 September 2025, Markas Besar (Mabes) TNI angkat bicara terkait penyebaran informasi bohong (hoaks) yang melibatkan institusi mereka dalam aksi kerusuhan di Jakarta dan sekitarnya pada akhir Agustus hingga awal September 2025. Kapuspen TNI, Brigjen Freddy Ardianzah menegaskan bahwa banyak narasi yang berkembang di media sosial dan media masa tidak sesuai dengan fakta, bahkan cenderung merugikan institusi TNI. Freddy menjelaskan bahwa penting bagi Puspen TNI untuk menyajikan berita yang positif dan akurat. Banyak foto, video, dan konten yang viral dianggap sebagai hoaks yang digunakan untuk merugikan reputasi TNI.
Freddy juga membantah tuduhan yang menyebut bahwa anggota BAIS TNI menjadi provokator dalam demo. Meskipun foto yang beredar memperlihatkan anggota BAIS, narasi yang menyatakan anggota tersebut ditangkap oleh Polri adalah tidak benar. Freddy menjelaskan bahwa tidak ada anggota TNI yang ditangkap oleh Polri. Mereka sedang menjalankan tugas intelijen untuk mendeteksi dan mencegah ancaman. Selain itu, Freddy juga menjelaskan kasus Pratu Handika Novaldo, yang disebut-sebut diculik oleh personel Brimob Polda Sumsel, hanyalah kesalahpahaman. Sang prajurit sedang mencari makan dan mengisi BBM, bukan ikut demo.
Freddy menyatakan prihatin dengan penyebaran hoaks yang berusaha menjatuhkan prajurit TNI dalam kerusuhan demo. Isu seperti “TNI dalang kerusuhan” sangat menyakiti hati para prajurit yang berjuang bersama Polri di lapangan. Freddy menekankan pentingnya solidaritas antara TNI dan Polri serta menjaga kerukunan bangsa. Menuduh TNI sebagai provokator tidak hanya tidak benar, tetapi juga merusak pengabdian nyata para prajurit yang berada di garis depan. Dorongan negatif semacam itu tidak boleh melebihi pengorbanan yang sudah dilakukan oleh prajurit yang ikhlas membantu Polri, berjuang bersama meski terkena lemparan batu, gas air mata, dan bom molotov. Semua ini harus menjadi perhatian bersama untuk membangun solidaritas dan kerukunan di antara semua elemen masyarakat.
