TNI Angkatan Laut (TNI AL) tengah merencanakan akuisisi kapal induk atau aircraft carrier Giuseppe Garibaldi yang dimiliki oleh Italia. Hal ini dikarenakan rencana untuk memfokuskan kapal tersebut pada operasi militer non-perang, meskipun masih dimungkinkan untuk digunakan dalam misi pertempuran lainnya. Jika akuisisi berhasil, kapal ini akan menjadi kapal induk pertama yang dimiliki oleh Indonesia.
Meskipun dalam pertahanan murni Indonesia lebih membutuhkan kapal selam, fregat, dan sistem senjata asimetris untuk menjaga kedaulatan laut, namun keberadaan kapal induk bisa menjadi simbol kekuatan sekaligus platform multifungsi bagi Indonesia sebagai negara maritim besar. Kapal Giuseppe Garibaldi direncanakan akan dimodifikasi untuk operasi militer selain perang, terutama misi bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana.
Meskipun terdapat beberapa catatan seperti biaya operasional yang tinggi, usia kapal yang tidak muda, dan integrasi dengan strategi pertahanan yang harus dipastikan, pengamat militer Khairul Fahmi menyebut bahwa setiap akuisisi alutsista besar harus diarahkan pada kemandirian, baik melalui transfer teknologi maupun pembangunan kapasitas sumber daya manusia. Dengan begitu, keberadaan kapal induk dapat menjadi sarana percepatan kemandirian pertahanan nasional.
Analisis pertahanan Fauzan Malufti juga mengingatkan bahwa rencana akuisisi kapal induk harus didasari oleh kebutuhan nyata dan kemampuan operasional TNI AL, bukan semata-mata gengsi. Sejumlah hal penting seperti harga, kemampuan operasional, dan konsep operasi harus dijelaskan secara transparan agar publik dapat menilai manfaat dan kebutuhan sebenarnya akan kapal induk tersebut. Dengan demikian, langkah TNI AL dalam mengakuisisi kapal induk dapat dilihat sebagai bagian dari transformasi maritim Indonesia yang strategis.