Setiap orang hampir pasti memiliki tahi lalat di tubuhnya, baik sejak lahir maupun muncul seiring pertambahan usia. Tahi lalat sendiri merupakan bintik kecil berpigmen yang terbentuk akibat penumpukan melanosit atau sel penghasil warna kulit. Menariknya, tidak semua tahi lalat memiliki bentuk dan karakteristik yang sama. Ada yang datar, menonjol, berwarna cokelat muda hingga kehitaman, bahkan sebagian bisa muncul dalam jumlah banyak. Memahami jenis-jenis tahi lalat penting tidak hanya untuk mengenali keunikan kulit, tetapi juga untuk mewaspadai perubahan yang berpotensi mengarah pada masalah kesehatan tertentu.
Jenis-jenis tahi lalat bisa dibedakan menjadi beberapa kategori seperti tahi lalat bawaan lahir, tahi lalat reguler, tahi lalat displastik, tahi lalat intradermal nevus, dan tahi lalat atipikal. Tahi lalat bawaan lahir, atau nevus congenital, adalah tahi lalat yang sudah ada sejak bayi dilahirkan. Sementara tahi lalat reguler adalah jenis paling umum dan biasanya tidak berbahaya, memiliki bentuk simetris, kecil, dan berwarna cokelat atau hitam. Namun, jenis tahi lalat displastik lebih besar, tidak beraturan, dan berisiko terhadap kanker kulit.
Ada juga tahi lalat intradermal nevus yang terbentuk di lapisan dalam kulit dan biasanya tidak berbahaya, tapi perubahan ukuran, bentuk, dan warna perlu diperhatikan. Terakhir, tahi lalat atipikal sering kali dikaitkan dengan melanoma dan memerlukan pantauan dan konsultasi rutin ke dokter kulit. Penting untuk memahami perbedaan jenis tahi lalat ini agar bisa lebih waspada terhadap kondisi kesehatan kulit.