Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Bestari Barus, mengkritik sikap PDI Perjuangan yang menentang pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 Soeharto. Meskipun ada penolakan, Bestari yakin bahwa keputusan pemerintah tetap tidak akan dipengaruhi oleh sikap tersebut. Menurutnya, pemerintah telah melakukan evaluasi dan penelitian secara komprehensif sebelum menentukan penerima gelar pahlawan nasional.
Bestari menekankan pentingnya menilai Soeharto secara obyektif, melihat kontribusinya dalam pembangunan negara. Ia menyatakan bahwa Soeharto adalah bagian dari sejarah Indonesia yang tidak bisa diabaikan, mengingat perannya dalam meningkatkan stabilitas ekonomi, mencapai swasembada pangan, dan membangun infrastruktur. Bestari juga menyoroti pandangan negatif dan merendahkan terhadap Soeharto sebagai sesuatu yang seharusnya tidak terjadi, menunjukkan ketidakobjektifan dalam menilai sejarah.
Lebih lanjut, Bestari menilai bahwa PDI Perjuangan masih belum siap untuk berdamai dengan sejarah, terbukti dari pernyataan kader partai yang dinilai tidak bijak. Ia menekankan bahwa pandangan yang tidak obyektif terhadap sejarah bisa merusak pemahaman yang benar tentang kontribusi Soeharto bagi bangsa Indonesia.





