Bogor – menjelang berakhirnya masa jabatan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor, Bima Arya dan Dedie Rachim pada Desember 2023 ini sejumlah nama mulai muncul di berbagai survei untuk berpotensi menjadi bakal calon Walikota Bogor pada Pemilihan Wali Kota Bogor 2024 nanti. Bahkan, satu wajahnya sudah terpampang di jalan-jalan protokol Kota Bogor.
Seperti Asisten Pribadi ibu Negara, Iriana Joko Widodo, yakni Sendi Fardiansyah yang masuk nominasi top survei tiga besar Cawalkot Bogor, Mantan Dirut KPK Dedie A Rachim yang menjabat wakil walikota saat ini, hingga artis era 2000an yang kini menjabat wakil Bupati Bandung, Syahrul Gunawan.
Dalam hasil survei yang disampaikan Executive Director Lembaga Grup Riset Potensial, Linggar Kharisma, mengungkapkan, bahwa pihaknya telah menggelar survei publik, bertajuk Survei Kriteria Pemimpin Ideal Kota Bogor 2024, yang risetnya digelar pada 20-26 November 2023 lalu.
Dalam riset itu, pihaknya merangkum 22 nama tokoh yang digadang-gadang akan maju dalam gelaran Pilkada Walikota Bogor 2024 mendatang. Hasilnya, nama Dedie Rachim, sang petahana, menduduki peringkat pertama (19%) sebagai tokoh yang dianggap ideal memimpin kota Bogor ke depan.
Selain nama Dedie Rachim, muncul juga 2 nama lain yang dianggap ideal untuk menjadi pemimpin kota Bogor yakni, Syahrul Gunawan (15%) dan Sendi Fardiansyah (11%).
“Linggar juga mengungkapkan, nama Syahrul Gunawan (38,2%), Dedie Rachim (36,2%), Rieke Diah Pitaloka (19,3%), Achmad Ru’yat (16,9%), serta Sendi Fardiansyah (15,6℅) berturut-turut menduduki top-5 ranking teratas tokoh dengan tingkat popularitas tertinggi. ”Daftar nama tokoh dengan angka popularitas tertinggi tersebut, ternyata tidak berbanding linier dengan angka keterpilihannya,” ungkapnya.
Untuk indikator elektabilitas, nama Dedie Rachim (14%), Syahrul Gunawan (11%), dan Sendi Fardiansyah (10%), menduduki 3 nama top tokoh dengan angka keterpilihan tertinggi. “Tiga nama tadi, disusul oleh beberapa nama tokoh lain seperti Habib Hasan Alatas (4%), Jenal Mutaqin (3%), Yane Ardian Rachman (2%), Denny Mulyadi (2%), Raendi Rayendra (1%), Rieke Dyah Pitaloka (1%), serta Achmad Ru’yat (1%),” paparnya.
Indikator kepemimpinan yang dianggap ideal bagi masyarakat Kota Bogor, setelah pejabat petahana demisioner, juga tak luput dicermati. Kepemimpinan yang memiliki gagasan untuk meningkatkan ekonomi daerah (46%) menjadi karakteristik ideal yang paling dianggap penting oleh masyarakat.
Survei tersebut, kata Linggar, dilakukan pada 6 kecamatan, serta 17 kelurahan se Kota Bogor dan melibatkan 301 responden yang terdiri dari berbagai kelompok usia, jenis kelamin, pekerjaan, serta tingkat pendidikan. “Melalui metode survei proportional systematic random sampling, dan angka margin of error sebesar 5,7%, serta interval kepercayaan sebesar 95%,” ungkapnya.
Sebesar 67% responden mengakui bahwa persoalan kemacetan lalu lintas di sepanjang jalan utama kota Bogor, merupakan masalah paling krusial yang saat ini dihadapi. Setelah kemacetan, angka sulitnya lapangan pekerjaan (62%) juga menjadi permasalahan lain yang tak kalah penting disoroti warga kota Bogor.
Menyangkut angka kepuasan, penanganan Pemerintah Kota Bogor dalam mengelola kebersihan, mendapat apresiasi paling tinggi dari masyarakat. Tercatat 85% warga kota Bogor yang menyatakan dirinya puas terhadap cara Pemerintah Kota Bogor dalam mengatasi persoalan kebersihan.
Penataan tata ruang (84%), serta peningkatan mutu sekolah (83%) menjadi dua hal lain yang turut membuat masyarakat puas terhadap kinerja Pemerintah Kota Bogor. Sebaliknya, isu ketersediaan lapangan kerja (27%), penanggulangan KKN (43%), dan perihal pemberdayaan/pembinaan UMKM (48%) menjadi 3 isu utama di mana angka kepuasan masyarakat terlihat cukup rendah.