Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) menyatakan bahwa perhatian calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 terkait Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak bermotif oposisi, melainkan upaya untuk memahami manfaatnya bagi masyarakat.
Juru Bicara Timnas AMIN, Angga Putra Fidrian, menegaskan bahwa tim tidak memiliki niat untuk menolak pembangunan IKN. Namun, mereka ingin mempertanyakan apakah skala pembangunan yang sedang berlangsung itu benar-benar diperlukan.
Angga menyatakan bahwa proses pembangunan IKN terlalu tergesa-gesa dan kurang melibatkan partisipasi publik serta para pakar.
“Proses dan penyusunan pembangunan IKN terburu-buru dan tidak melibatkan publik, pakar dan semua dilakukan dalam waktu singkat,” ujarnya.
Oleh karena itu, jika ada pihak yang ingin meninjau ulang proyek tersebut, hal tersebut seharusnya dipahami sebagai langkah yang sah dan tidak seharusnya dianggap sebagai sikap oposisi.
Menurutnya, apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat Kalimantan saat ini bukanlah bangunan megah seperti istana, kantor pemerintah, atau rumah dinas, melainkan pemenuhan kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan layanan transportasi.
Angga menyoroti kebutuhan jalur rel kereta api di Kalimantan, yang menurutnya sudah menjadi perhatian sejak kajian Kementerian Perhubungan pada tahun 2015 dengan mengeluarkan kajian terkait pembangunan rel kereta api yang hanya membutuhkan biaya Rp23 triliun.
“Karena yang dibutuhkan di Kalimantan itu jalur rel kereta api. Saat ini dana alokasi infrastruktur APBN di IKN sudah Rp26 triliun, perbandingan itu saja. Ini yang perlu kita kaji, apakah pembangunan Istana atau rel kereta. Kira-kira lebih bermanfaat mana,” katanya.