Prabowo Criticizes Neoliberal Economics: Wealth Trickle Down Myth

by -17 Views

Pada peringatan ulang tahun ke-27 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada Rabu malam (23 Juli), Presiden Indonesia saat ini, Prabowo Subianto, mengkritik tajam teori ekonomi neoliberal. Ia menyoroti keyakinan lama bahwa kekayaan yang terkonsentrasi di puncak akan akhirnya “menetes” ke masyarakat lebih luas, menyebutnya sebagai mitos yang tidak pernah terwujud.

Prabowo memulai pidatonya dengan mengutip Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang menegaskan dasar bagi apa yang akan menjaga dan melindungi negara. Bagi Prabowo, tujuan sejati negara adalah memastikan rakyat merasa aman, sejahtera, tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan.

Ia memberikan pengakuan terhadap nilai-nilai demokrasi, tetapi menekankan bahwa nilai-nilai tersebut tidak memiliki arti jika warga masih menghadapi kesulitan dasar.

Prabowo menekankan bahwa semangat ekonomi sejati yang tertuang dalam Pasal 33, yang menyerukan ekonomi berdasarkan prinsip kerjasama timbal balik dan solidaritas keluarga, bukan konglomerasi korporat.

Prabowo menolak ide bahwa kekayaan yang dihasilkan oleh orang kaya akan menguntungkan semua melalui efek “trickle-down” yang dijustifikasi oleh neoliberalisme. Ia menyatakan bahwa pemikiran tersebut tidak valid dan menegaskan bahwa ekonomi harus berpusat pada kepentingan rakyat, bukan hanya elit. Penolakan Prabowo terhadap model ekonomi yang merugikan rakyat juga disampaikan dalam pidatonya.

Source link