Subaryono, ayah dari diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang telah meninggal, Arya Daru Pangayunan, meminta bantuan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk membantu mengungkap misteri kematian putranya. Setelah lebih dari 40 hari sejak Daru ditemukan meninggal dengan kondisi wajah terlilit lakban warna kuning di sebuah kos di Jakarta Pusat, Subaryono berbicara kepada media untuk pertama kalinya. Dia menjelaskan bahwa keluarganya benar-benar terguncang oleh kejadian tersebut dan kesehatan istrinya yang belum pulih pascaoperasi kanker usus.
Subaryono, seorang pensiunan dosen dan kepala departemen di UGM, menyampaikan bahwa kondisi fisiknya yang renta membuatnya terbatas dalam ingatan dan bicara. Oleh karena itu, ia memohon kepada petinggi negara untuk membantu mengungkap misteri kematian Daru. Dalam sebuah konferensi pers, Subaryono dengan rendah hati meminta agar pihak yang berwenang segera menjelaskan kejadian tersebut kepada keluarganya.
Harapannya adalah agar dengan campur tangan petinggi negara dan institusi yang terkait, misteri kematian Daru dapat segera terungkap. Penasehat Hukum keluarga Daru, Nicholay Aprilindo, juga menegaskan bahwa pihak keluarga meminta agar kasus ini ditelusuri lebih lanjut tanpa adanya tendensi tertentu. Mereka juga menuntut proses rekonstruksi dan otopsi diulang dengan alasan-alasan yang dianggap logis. Keluarga masih belum menerima hasil penyelidikan polisi yang menyatakan tidak ada unsur pidana dalam kematian Daru.
Daru merupakan diplomat muda Kemlu yang ditemukan meninggal dalam kondisi yang mencurigakan di Jakarta Pusat. Meskipun polisi menyatakan tidak ada tindak pidana dalam kasus tersebut, keluarga terus meragukan kebenaran dari laporan tersebut. Dengan bantuan petinggi negara dan proses yang lebih transparan, mereka berharap keadilan bagi Daru dan keluarganya dapat terwujud.
