Laksamana Horatio Nelson dilahirkan di Norfolks, Britania, pada tahun 1758. Dia juga dikenal sebagai Lord Nelson karena jasanya dalam perang Napoleon, terutama dalam pertempuran Trafalgar.
Professionalisme Sebagai Pelaut
Hal yang paling menonjol dari kepemimpinan Laksamana Horatio Nelson adalah profesionalisme sebagai pelaut, dan keberaniannya yang terbukti ketika mengalami luka dalam pertempuran. Ia kehilangan satu mata dan satu tangan dalam pertempuran, namun karena ia sangat menguasai ilmu berlayar dan navigasi di laut, ia mampu melakukan strategi dan taktik perang di laut yang cemerlang, dengan perhitungan yang sangat teliti.
Laksamana Horatio Nelson pertama kali bergabung dengan angkatan laut pada usia 12 tahun di kapal yang dipimpin oleh seorang paman dari keluarga ibunya. Dia menjadi kapten pada usia 20 tahun dan bertugas di Hindia Barat, Baltik, dan Kanada.
Menyelamatkan Inggris dari Ancaman Napoleon
Selama periode 1794 hingga 1805, di bawah kepemimpinannya, Angkatan Laut Kerajaan membuktikan supremasinya atas Prancis (yang paling terkenal di Cape Trafalgar) dengan menyelamatkan Inggris dari ancaman invasi oleh Napoleon, dimana kejadian tersebut menjadi hari terakhirnya.
Pada 21 Oktober 1805, dia terbunuh oleh penembak jitu Prancis saat memimpin serangan terhadap armada gabungan Prancis dan Spanyol. Dia menjadi pahlawan angkatan laut terbesar dalam sejarah Britania Raya dan sering kali disebut sebagai Admiral Nelson oleh Prancis dan Lord Nelson oleh Anglo-Saxons.